V.  SIKAP TERHADAP SEKULARISME

1.  Pengertian Sekularisme

Sekularisme yang banyak kita dengar sekarang ini berhubungan dengan ketidakmampuan manusia memfungsikan iman dan akal budi secara saling menunjang. Sekularisme sesungguhnya merupakan buah ketidakmampuan manusia. Berdasarkan definisinya, sekularisme adalah suatu pandangan yang sekaligus sikap hidup yang mengedepankan hal-hal duniawi. Hal ini merupakan suatu akibat dari perkembangan kehidupan manusia yang lazim disebut sekularisasi.


2.  Pemahaman Sekularisme

Sekularisasi adalah sebuah proses perkembangan kehidupan manusia menuju ke makin tingginya pengetahuan manusia, baik mengenai dirinya maupun mengenai alam, dengan konsekuensi makin tinggi penguasaan, pengolahan dan penggunaan alam oleh manusia untuk menunjang kehidupannya. Pendukung utama sekularisasi itu adalah ilmu pengetahuan, teknologi dan teknik.
                       

3.  Sekularisme dan Atheisme

Sekularisasi secara manusiawi adalah wajar, bahkan merupakan suatu keharusan bagi manusia sebagai mandataris Allah atas alam [Kej.1:28-30]; yang tidak wajar adalah akibatnya, yaitu sekularisme. Sebab di dalam sekularisme memang ada penolakan terhadap Allah, baik sebagai realitas maupun sebagai penguasa atas alam. Oleh karena itu, kita dapat mengatakan bahwa di dalam sekularisme ada atheisme. Tetapi kita perlu ingat bahwa tidak semua atheisme berasal dari sekularisme.


4.  Sekularisme dan Saintisme
                 
Beriringan dengan sekularisme ialah saintisme, yaitu: pandangan yang sekaligus sikap hidup, yang menempatkan ilmu pengetahuan (latin: scientia) di atas segala-galanya, sehingga dijadikan dan diyakini sebagai instansi tertinggi, yang menentukan kebenaran dengan dalilnya, yaitu bahwa yang benar itu hanya yang dapat dibuktikan secara ilmiah.


5.  Sekularisme dan Teknologisme

Seiring dengan saintisme ialah teknologisme, yaitu: pandangan yang sekaligus juga sikap hidup yang mengandalkan teknologi sedemikian, sehingga mengangkat kemampuan teknologi sebagai yang menentukan pemecahan masalah-masalah etis, bahkan hal-hal yang menyentuh kemanusiaan manusia.


6.  Sikap Orang Percaya Terhadap Sekularisme, Saintisme, dan Teknologisme
                       
Sikap orang percaya menghadapi sekularisme, saintisme dan teknologisme adalah menerima dan berada di dalam sekularisasi sambil mewaspadai diri supaya tidak jatuh ke dalam sekularisme, saintisme dan teknologisme dengan berpegang pada tiga pandangan dasar, yaitu:
1).   Manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan teknik untuk menopang kehidupannya, itu adalah oleh karena Allah.
2).   Sebagai satu-satunya mandataris Allah atas alam, manusia juga satu-satunya makhluk yang harus bertanggungjawab atas alam. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan, teknologi dan teknik harus difungsikan dengan benar sehingga dapat membawa manusia untuk menguasai, mengolah, menggunakan dan memelihara alam demi kesejahteraan umat manusia.
3).   Betapapun besarnya peranan ilmu pengetahuan, teknologi dan teknik di dalam dan untuk kehidupan manusia, namun tidak dapat berfungsi sebagai intansi tertinggi yang menentukan kebenaran untuk segala bidang kehidupan manusia. Ilmu pengetahuan, teknologi dan teknik juga tidak dapat menentukan pemecahan masalah-masalah etis. Justru etika yang menentukan dapat tidaknya dipertanggungjawabkannya penguasaan, pengembangan dan penggunaan ilmu pengetahuan, tekonologi dan teknik di dalam kehidupan manusia.