III. SIKAP TERHADAP KEBUDAYAAN

1.  Pengertian Kebudayaan

Kebudayaan[1]) adalah segala sesuatu yang dihasilkan manusia dari tingkat yang paling sederhana sampai dengan yang paling modern, meliputi segala kegiatan manusia, sistem nilai dan hasilnya [Kej.1:26-28]. Kebudayaan meliputi pembuatan perkakas-perkakas dan cara-cara penggunaannya, bahasa dan adat istiadat, agama dan kepercayaan, penetapan nilai-nilai dan pengubahannya, ilmu pengetahuan dan filsafat, serta aneka ragam kesenian.



2.  Pemahaman Kebudayaan

Orang percaya memahami kebudayaan sebagai hasil cipta dan karya manusia dalam melaksanakan tugas kebudayaan[2]) yang diberikan Allah sejak penciptaan tidak lepas dari cedera manusiawi. Oleh karena itu, kebudayaan mengandung kelemahan dan penyimpangan [Kej.2:15; Kej.3].


3.  Sikap Orang Percaya Terhadap Kebudayaan

Sikap orang percaya terhadap kebudayaan adalah:
1).   Menghargai kebudayaan.
2).   Bersikap kristis.
3).   Memperbaiki kesalahan.
[Kej.6:5-8; Kej.11; 2Taw.2:6-10; Mat.5:13-15; Yoh.1:14; Rm.12:2; 1Kor10:23]


4. Tujuan Orang Percaya Memperbaiki dan Mempergunakan Kebudayaan

Tujuan orang percaya memperbaiki dan menggunakan kebudayaan adalah agar kebudayaan dapat dipulihkan arahnya bagi kemuliaan Tuhan dan penghargaan harkat hidup seluruh ciptaan [1Kor.10:31].


IV. SIKAP TERHADAP ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN TEKNIK

1. Dasar Sikap dan Tujuan Orang percaya Menggunakan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Teknik

Sikap orang percaya terhadap ilmu pengetahuan, teknologi dan teknik didasarkan pada keberadaan manusia sebagaimana ia diciptakan oleh Allah. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang dikondisikan untuk memprogram dan mengelola sendiri kehidupannya. Oleh karena itu manusia diberi kebebasan serta dilengkapi dengan akal-budi. Manusia dikondisikan harus menguasai, mengolah dan menggunakan alam untuk menunjang kehidupannya, serta memelihara untuk melestarikannya.


2. Cara Orang percaya Menggunakan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Teknik

Sejak awal, meskipun masih sangat sederhana, manusia telah mengusahakan pengetahuan tentang segala sesuatu mengenai manusia sendiri dan mengenai alam [Kej.1:28-30]. Ilmu pengetahuan itu dibutuhkan manusia dalam bersikap terhadap alam, sehingga lahirlah rupa-rupa teknologi dan teknik.
                                    
Dalam olah ilmu pengetahuan, teknologi dan teknik, manusia terutama sekali memfungsikan akal budinya. Hal itu dapat membawa bahaya pendewaan terhadap akal budi dan menyingkirkan iman. Tetapi karena akal budi adalah anugerah Allah, maka tidak sepatutnya hal itu terjadi di dalam kehidupan manusia. Semestinya dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi dan teknik, manusia justru menjadi semakin beriman kepada Allah.

Iman dan akal budi adalah alat perlengkapan yang diberikan oleh Sang Khalik kepada manusia. Keduanya berasal dari penciptaan [Kej.1:26,27]. Masing-masing mempunyai fungsinya sendiri, meskipun saling berbeda, tetapi sama-sama dibutuhkan oleh manusia untuk membuat kehidupannya bermartabat manusia.
                                    
Di dalam keadaan yang baik, iman dan akal budi semestinya saling menunjang. Hal-hal yang di dalam kehidupan religius diterima oleh manusia dengan iman, ditata secara bernalar dengan akal budi, sehingga menjadi suatu sistem kepercayaan yang bulat dan bernalar. Sebaliknya, apa yang diprogramkan oleh manusia dengan akal budinya, untuk kehidupannya berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya, diletakkan di atas suatu dasar yang diterimanya dengan iman sebagai kebenaran. Dengan demikian terwujudlah kehidupan yang berdasarkan pada iman.

Tetapi karena manusia memiliki cedera manusiawi, maka tidak mampu memfungsikan akal budi dan iman secara saling menunjang. Ada kalanya iman dimutlakkan dan menyisihkan akal budi, atau sebaliknya. Di dalam kondisi dosa, manusia bergumul dengan pemfungsian akal budi dan imannya, dalam pergumulan yang tidak pernah selesai. Syukur dalam hal ini kita mempunyai tumpuan harapan, yaitu pertolongan Roh Kudus [Mis. Kis.2:42; Rm.6:17 (didakhe = pengajaran yang diberikan kepada mereka yang menerima karya, mereka yang percaya].


[1])  Kebudayaan berasal dari bahasa latin Colere,artinya mengolah, mengerjakan. Dari sini lahirlah istilah Cultura, kultur.
[2])  Yang dimaksud “tugas kebudayaan” adalah mandat untuk menaklukkan, mengolah dan memelihara alam.