BAB EMPAT
GEREJA DAN TATA KEHIDUPAN GEREJA



I.    GEREJA

1.  Gereja sebagai Perwujudan Sikap Percaya

Sikap percaya dinyatakan melalui kehidupan religius sebagai wujud hubungan manusia dengan Allah [Kis.2:37-41 dan lain-lain].  Tetapi karena secara kodrati manusia menjalani kehidupannya di dalam kebersamaan dengan sesamanya, maka kehidupan religius orang-orang percaya juga diwujudkan dalam kehidupan bersama dengan sesamanya [Mat.16:18 (baca ayat 13-18); 18:17; Kis.1:14; 1Kor.1:2].
                          
Sama dengan semua kehidupan bersama religius yang lain manapun, maka kehidupan bersama religius yang dijalani oleh orang-orang percaya ditata dalam empat tatanan dasar, yaitu:
1).  Tatanan pengakuan, disebut juga tatanan ajaran atau dogma.
2).   Tatanan ibadat.
3).   Tatanan hukum.
4).   Tatanan keumatan, yang di dalam bahasa gereja disebut persekutuan.

Bagi orang percaya, kehidupan bersama religius dengan empat tatanan dasar tersebut berpusat pada Yesus Kristus. Kehidupan bersama religius yang berpusat pada Yesus Kristus itu dinamakan gereja [Mat.16:18; Kis.9:31]. Itulah wadah dan saluran untuk menyatakan sikap percaya, serta untuk menghayati dan  mengungkapkan hubungan orang-orang percaya dengan Allah [Kis.2:42-47; 1Kor.1-9].


2.  Campur tangan Roh Kudus dalam Mewujudkan Gereja

Meski gereja merupakan perwujudan sikap percaya manusia, namun tidak sepenuhnya gereja merupakan buah pekerjaan manusia sendiri. Sebab adanya gereja juga karena campur tangan Roh Kudus  [Kis.9:31; 15:28 (baca ayat 22-29)]. Oleh karena itu, tepatnya Gereja adalah suatu kehidupan bersama religius yang berpusat pada Yesus Kristus, yang sekaligus merupakan buah pekerjaan penyelamatan Allah dan jawab manusia terhadap penyelamatan Allah, yang di dalamnya Roh Kudus bekerja dalam rangka pekerjaan penyelamatan Allah.

Dengan demikian kita dapat memahami bahwa keberadaan gereja adalah merupakan:
1).   Buah pekerjaan penyelamatan Allah. Itu berarti Allah mengasihi, mempedulikan dan memelihara gereja. Ia juga berkenan menerima segala sesuatu yang dipersembahkan orang-orang percaya kepada-Nya melalui kehidupan gereja.
2).   Suatu kehidupan bersama religius yang dijalani oleh manusia untuk menjawab penyelamatan Allah. Itu berarti gereja mempunyai watak-watak manusiawi dengan segala cederanya.
[Yoh.17:6-19, 20-24; 1Kor.1:10-17; Flp.4:2]


II.  TUGAS PANGGILAN GEREJA

Allah menguduskan orang-orang percaya dan gereja menjadi umat milik-Nya. Itulah sebabnya gereja dapat disebut gereja Allah [Kel.19:5,6; Ul.14:2; 1Kor.1:2; Tit.2:14 (baca ayat 11-14); 1Ptr.2:9,10].
                       
Gereja yang adalah gereja Allah tidak sama dengan Kerajaan Allah, namun ada hubungannya.[1]) Sebab Kerajaan Allah adalah pemerintahan Allah yang didasarkan pada penyelamatan-Nya di dalam Yesus Kristus yang menghasilkan keselamatan, yaitu pemulihan hubungan manusia dengan Allah. Sedangkan gereja lahir karena penyelamatan Allah, sehingga berada dalam lingkup Kerajaan Allah. Di dunia ini gereja belum sempurna, tetapi sedang berjalan menuju ke arah kesempurnaan.
                       
Allah melibatkan gereja dan orang-orang percaya untuk berfungsi di dalam karya penyelamatan-Nya [Mat.4:18-22 dan paralelnya; Kis.13:2; 17:18; 2Tim.1:7-9; 2:3]. Itulah tugas panggilan gereja dan orang-orang percaya.


1.  Isi Tugas Panggilan Gereja

Isi tugas panggilan gereja dan orang-orang percaya adalah:
1).   Bersaksi tentang penyelamatan Allah kepada mereka yang belum mendengarnya.
2).   Memelihara keselamatan orang-orang yang telah diselamatkan.
[Mat.28:19; Luk.24:47-49; Yoh.15:26,27; 21:15-17; Kis.1:8; 20:28; Rm.15:16; 1Pet.5:2-4]


[1]) Mat.3:1-2 (dan paralelnya); tersimak dalam perumpamaan-perumpamaan tentang Kerajaan Allah; Mat.13; Luk.11:20; 17:20-21.