2.  Pemahaman Ketritunggalan Allah

Rumusan Bapa, Anak dan Roh Kudus itu dapat dijelaskan demikian:
1).   Dalam hubungan dengan peristiwa bangsa Israel sebagaimana tertulis dalam kitab Perjanjian Lama, Allah dikenal sebagai Bapa.
2).   Dalam hubungan dengan peristiwa manusiawi Yesus sebagaimana tertulis dalam kitab Perjanjian Baru, Allah dikenal juga sebagai Anak.
3).   Dalam hubungan dengan peristiwa Roh Kudus, sebagaimana tertulis dalam kitab Perjanjian Baru dan di dalam sejarah gereja hingga kini, Allah dikenal juga sebagai Roh Kudus.

Sebutan Bapa dan Anak tidak menyatakan hubungan biologis, melainkan menyatakan hubungan langkah-langkah Allah di dalam karya penyelamatan-Nya [Mat.3:17 ( baca ayat 13-17); Yoh.1:1-3].
                        
Bapa, Anak dan Roh Kudus itu Allah yang satu dan sama. Jadi, pribadinya hanya satu, yaitu Allah [Yoh.10:30; 14:9; 1Yoh.5:7].

Penjelasan tentang Yesus yang berdoa kepada Bapa dan tentang Bapa memberikan Roh Kudus kepada murid-murid Yesus adalah sebagai berikut:
1).   Tentang Yesus yang berdoa kepada Bapa dapat kita pahami atas dasar penalaran bahwa Yesus adalah Allah yang masuk melibatkan diri di dalam kehidupan manusia dengan cara yang begitu manusiawi dan menjalani kehidupan-Nya dengan cara yang manusiawi pula. Dalam hal Yesus yang berdoa kepada Bapa, Ia menempatkan diri dalam posisi menggantikan manusia.
2).   Tentang Bapa yang memberikan Roh Kudus kepada murid-murid Yesus dan orang-orang percaya, hal itu dapat dimengerti dari penalaran bahwa Allah sendiri yang datang dan bekerja sebagai Kuasa di dalam hati mereka, untuk menolong mereka sehingga mampu mempertahankan keselamatannya.
[Yoh.20:22; Flp.2:7,8; Ibr.2:14-18; 4:14,15]

Sebutan Bapa di dalam ketritunggalan Allah itu sama dengan sebutan Bapa dalam doa atau pujian kita. Kedua sebutan itu memang menunjuk kepada Allah yang satu dan sama. Tetapi ada perbedaan pengertian di antara keduanya. Perbedaan itu adalah:
1).   Bapa di dalam ketritunggalan Allah adalah sebutan dalam hubungan dengan pelaksanaan penyelamatan Allah di dalam sejarah manusia.
2).   Bapa di dalam doa atau pujian adalah sapaan dalam hubungan dengan keselamatan yang telah diterima oleh orang percaya. Di dalam Alkitab, salah satu cara menjelaskan penyelamatan Allah ke atas manusia itu dengan lukisan dari dunia keluarga. Manusia berdosa itu dilukiskan sebagai anak durhaka yang memberontak kepada bapaknya. Penyelamatan Allah dilukiskan sebagai tindakan bapak yang menerima dan mengampuni anak durhaka. Dari lukisan itu dapat dimengerti sebutan “anak-anak Allah” bagi orang percaya yang menyebut Allah sebagai “Bapa”.
[Mat.28:19; band.Yes.9:5; Yes.63:16; Yer.3:4; Mal.2:10; Mat.5:16; 5:45,48; 6:6,9; Luk.15:11-32; Yoh.1:12; Rm.8:14-17; Gal.4:4-7]

Roh Kudus adalah Allah sendiri, maka Ia bekerja di segala masa, yaitu sejak penciptaan hingga peristiwa bangsa Israel, maupun peristiwa manusiawi Yesus. Tetapi di dalam peristiwa Roh Kudus dengan wataknya yang khas, Roh Kudus bekerja secara khas pula, yaitu menolong manusia untuk mengerti dan percaya kepada Yesus [Kej.1:1; Yes.63:10; Mrk.12:36; Luk.1:15; Kis.11:15,16; 9:31].
                       

IV. SIAPA YANG DISELAMATKAN DAN BAGAIMANA SIKAP YANG DAPAT MEMBUAT ORANG DISELAMATKAN

1.  Siapa yang Diselamatkan

Allah menghendaki semua orang diselamatkan. Tetapi untuk diselamatkan orang harus menentukan sikapnya terhadap penyelamatan Allah. Jadi, tidak dengan sendirinya semua orang diselamatkan [Yes.49:6; 42:6; band. Yes.60:1-3; Mat.8:28-34; Luk.2:30-32; Kis.10:36,44-48; 13:47; 26:23; 1Tim.2:4-7].