BAB DUA
A L K I T A B



1.  Alkitab Firman Allah

Alkitab adalah kumpulan tulisan yang diyakini oleh gereja dan orang-orang percaya sebagai Firman Allah.[1]) Alkitab berisi 66 kitab dan terbagi dalam dua bagian, yaitu Perjanjian Lama (39 kitab) dan Perjanjian Baru (27 kitab).

Alkitab ditulis dan dihimpun oleh orang-orang yang dipakai Allah untuk menyatakan maksud dan kehendak-Nya. Orang-orang tersebut berasal dari latar belakang, tempat, zaman, bahasa dan kemampuan yang berbeda-beda [Luk.1:1-4; Kis.1:1; Rm.1:1; 1Kor.1:1; 5:9; Mazmur-mazmur; dll.]. Campur tangan Allah dinyatakan dalam hikmat yang menyertai para penulis dan pengumpul ke-66 kitab itu melalui pimpinan dan penyertaan Roh Kudus [1Kor.1:1; Kis.1:16; Gal.1:1; band. Kis.15:28]. Hal itu dapat kita mengerti dari buah pekerjaan yang dihasilkan, sebagaimana nampak dari kenyataan bahwa semua tulisan itu berbicara tentang hal yang sama dan untuk satu tujuan yang sama, yaitu penyelamatan Allah atas manusia [Rm.15:4; 1Kor.2:11-13; 2Tim.3:14-17; 2Pet 1:19-21].
                                    
Untuk menyatakan maksud dan kehendak-Nya, Allah dapat berfirman dengan berbagai cara dan dalam waktu yang tidak dapat dibatasi oleh manusia. Namun dalam rangka menyatakan maksud dan kehendak-Nya untuk menyelamatkan manusia, maka Alkitab sudah cukup memberikan kesaksian yang diperlukan bagi manusia. Bahkan ke-66 kitab tersebut oleh gereja-gereja di dalam sejarahnya telah diterima sebagai tulisan-tulisan yang kanonik[2]) dalam arti diakui, sah, tidak diragukan kebenarannya dan dianggap cukup.

Alkitab dikelompokkan menjadi dua bagian yang disebut Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, karena didasarkan pada jalannya peristiwa penyelamatan Allah atas manusia sebagai berikut:
1).  Sejarah penyelamatan Allah atas manusia teranyam dalam sejarah manusia itu sendiri, yang terbagi dalam zaman Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
2).  Perjanjian Lama berisikan firman Allah yang berhubungan dengan janji dan karya penyelamatan Allah kepada manusia sebagaimana teranyam dalam peristiwa bangsa Israel sampai dengan pemenuhan janji dan karya Allah itu melalui kedatangan Tuhan Yesus Kristus. Sedangkan Perjanjian Baru berisikan firman Allah  yang berhubungan dengan peristiwa penyelamatan Allah sebagaimana teranyam dalam sejarah Israel dan semua bangsa di dunia dengan pemenuhan janji Allah sejak kedatangan Tuhan Yesus Kristus sampai tercapainya pemenuhan keselamatan yang sempurna.
3).  Firman Allah di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tersebut keduanya berhubungan dengan karya penyelamatan Allah yang satu dan sama, dan di dalam sejarah penyelamatan Allah yang satu dan sama pula. Oleh karena itu Alkitab yang terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru pada dasarnya merupakan satu bagian yang utuh dan tak terpisahkan, serta bersifat saling menjelaskan.


2.  Kegunaan Alkitab

Alkitab dipergunakan oleh Allah di dalam karya penyelamatan-Nya atas manusia. Hal itu dapat dimengerti dari kenyataan bahwa:
1).   Melalui Firman Allah di dalam Alkitab, terjadi terus menerus peristiwa penyelamatan Allah ke atas manusia. Artinya terjadi terus menerus adanya orang yang menerima penyelamatan Allah sehingga lahirlah gereja di seluruh dunia.
2).   Dengan adanya Alkitab, orang percaya terpelihara iman dan keselamatannya.
[Yoh.2:22; Rm.15:4; 2Tim.3:15; 1Tes.1:8-9]

Allah turut bekerja secara aktif sebagai Roh Kudus di dalam hati orang yang membaca atau mendengar berita penyelamatan Allah atas manusia yang ditulis di dalam Alkitab [Luk.4:17-21; band.Kis.10:44-48]. Dengan demikian Allah menolong setiap orang untuk dapat mengerti, memahami dan kemudian percaya, serta menerima penyelamatan Allah.

Namun orang yang membaca atau mendengar berita penyelamatan Allah dalam Alkitab belum tentu menerima penyelamatan Allah. Sebab Roh Kudus yang bekerja dalam hati manusia adalah untuk menolong dan bukan memaksa. Itu berarti bahwa Roh Kudus tidak hendak merampas kebebasan manusia untuk mengambil keputusan bagi dirinya sendiri, yaitu untuk menerima atau menolak penyelamatan Allah [Mat.12:31,32 dan paralelnya hubungkan dengan Yoh.3:14,27  dan Yes.43:3; 59:21; Kis.7:51-53].
                       
Tujuan Allah menggunakan Alkitab dalam rangka penyelamatan-Nya atas manusia adalah untuk:
1.    Memberitakan penyelamatan Allah ke atas manusia.
2.    Menunjukkan bagaimana manusia harus bersikap terhadap penyelamatan Allah itu agar diselamatkan.
3.    Mengajar mereka yang telah percaya agar menjalani kehidupannya di dunia ini dengan benar sehingga mencapai kesempurnaan keselamatan di dalam kemuliaan-Nya.
       [Kis.2:14-36; 7:1-53; 2Tim.3:15-17]


3.  Kewibawaan Alkitab

Alkitab memiliki kewibawaan yang mutlak, yaitu sebagai satu-satunya sumber yang benar bagi orang percaya untuk mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelamatan Allah atas manusia, serta menjadi dasar dan pedoman sikap bagi orang-orang percaya dalam menjalani hidupnya di tengah-tengah dunia dengan berbagai tantangannya.


[1]) Artinya melalui Alkitab Allah menyatakan maksud dan kehendak-Nya untuk menyelamatkan manusia dalam rangka sejarah penyelamatan-Nya [Yes.30:8; Yer.51:60; 1Kor.14:37; 2Kor.13:10; 1Tes.2:13,14].
[2])  Berasal dari akar kata Yunani kanon, secara harafiah berati: ”patokan”. ”Kanon Alkitab” dapat berarti: daftar kitab-kitab yang diberi nama Alkitab atau Kitab Suci, yang secara resmi diakui oleh bangsa Yahudi dan Gereja sebagai tulisan-tuisan yang diilhami Allah.